Siapa sangka dibalik megahnya
gedung-gedung pencakar langit yang berdiri kokoh ditanah pahlawan, ternyata
kota Surabaya menyimpan surga kecil berupa cagar alam yang memiliki eksotisme
mengagumkan, cagar alam itu adalah ekowisata hutan mangrove bozem wonorejo.
Terdengar kaget memang saat pertama mendengar bahwa di Surabaya memiliki hutan
mangrove yang menawan, jika mendengar kota Surabaya mungkin yang ada dalam
benak pikiran kita adalah gedung tinggi, bonek mania, hingga monument-monumen
perjuangan, namun siapa sangka kota Surabaya memiliki wisata hutan mangrove
yang tak kalah cantik dengan wisata alam indah kapuk, wisata hutan mangrove
kepulauan seribu ataupun nusa penida bali.
Nah karena rasa penasaran saya, saya
putuskan untuk mengunjungi ekowisata hutan mangrove Surabaya beberapa waktu
lalu. Awalnya saya mencari lokasi ekowisata mangrove wonorejo melalui google
sebagai pedoman untuk sampai ke lokasi.
Perjalanan
Dimulai
Untuk sampai ke Surabaya saya
menggunakan bus dan turun di terminal bungurasih, setelah sampai di terminal
bungurasih saya langsung menuju jalan jagir-wonokromo dan melanjutkan
perjalanan dengan angkot hingga mentok bertemu kampus stikom, Setelah melewati
jalan yang melelahkan sampailah saya di dermaga ekowisata wonorejo. Sesampai di
dermaga saya disambut dengan pohon mangrove yang berdiri gagah di samping kanan
dan kiri jalan.
Setelah itu saya langsung menuju loket
masuk untuk membeli tiket masuk yang harganya hanya Rp. 25.000, namun siapa
sangka hanya dengan Rp. 25,000 saya dapat menikmati eksotiosme hutan mangrove
dengan menggunakan kapal pesiar hingga masuk ke tengah hutan mangrove melihat
ekosistem hutan bakau yang masih terjaga. Hingga akhirnya datang juga kapal
pesiar yang saya tunggu, saya duduk diujung kapal sambil menatap paru-paru
metropolitan dengan suasana yang
menyenangkan hati tak jarang juga saya melihat burung-burung bangau, hingga
monyet yang bergelantungan dipohon hingga tak terasa sejam sudah saya menyusuri hutan mangrove dari
atas kapal pesiar, hingga akhirnya kapal kami bersandar di sebuah dermaga yang
terletak di tengah laut.
Berkelana
Di Tengah Hutan
Berkelana dihutan mungkin sudah biasa bagi saya
namun hutan kali ini berbeda dengan hutan yang pernah saya jajaki, karena hutan
ini terletak di tengah laut yang diampit oleh dua pulau besar yaitu pulau
Madura dan pulau jawa, serasa berbeda selama menyusuri hutan mangrove ditengah
laut, setapak demi setapak jalur bamboo saya lalui hingga saya putuskan untuk
beristirahat disebuah gazebo sambil menikmati secangkir kopi, hembusan angin
deburan ombak menjadi teman nikmat sambil menyeduh kopi hangat hingga tak
terasa waktu telah menunjukan pukul 15.00 wib saya memutuskan untuk segera
kembali menuju dermaga untuk kembali kedaratan, namun siapa sangka sesampai
didermaga kami disambut geombolan burung bangau yang sedang berburu ikan, suatu
kesempatan langkah bisa melihat aktifitas fauna langka secara langsung tanpa
fikir panjang langsung saja saya abadikan dengan kamera digital. Setelah puas
menikmati eksotisme hutan bakau ditengah laut perjalanan saya belum selesai
tujuan selanjutnya adalah berjalan ria dijalur jogging yang masih dalam kawasan
hutan bakau lindung, setapak demi setapak jalan aku lalui, terlihat jelas kanan
kiri hutan mangrove luas. Sepanjang perjalanan akan tersajikan pemandangan
mangrove yang tak kalah indah dibanding dengan hutan mangrove yang berada di
tengah laut tadi. Hingga waktu tak terasa sudah menunjukan pukul 16.00 wib saya
pun memutuskan untuk kembali pulang. Keberadaan hutan mangrove beserta
manfaatnya mulai disadari oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan
semakin meningkatnya rasa kesadaran masyarakat akan menjaga hutan mangrove dan
semakin luasnya wilayah hutan mangrove disekitaran bozem wonokromo. Semoga
dengan dijadikannya hutan mangrove sebagai obyek wisata dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan.
0 komentar:
Post a Comment
Selamat Datang Di Website Kami Terima Kasih Anda Telah Mengunjungi Website Kami.
Di Mohon Untuk Tidak Berbicara Kasar Saat Mengomentari Postingan Kami