Wednesday 25 November 2015

Batu Pandang Telaga Cinta , Sisi Lain Nusantara




Dataran tinggi dieng merupakan suatu kawasan wisata alam  yang terkenal dengan wisata pegunungan. Jika mendengar kata dieng mungkin yang terbayang dalam bayangan kita adalah sunrise of sembungan yang memiliki pesona golden sunrise yang konon merupakan sunrise terindah seasia. Namun kali ini saya tidak akan bercerita mengenai pesona golden sunrise, melainkan pesona batu pandang.


Pada awal bulan November 2015, saya berkesempatan menikmati indahnya batu pandang. Awalnya saya tidak ada rencana untuk datang ke dataran tinggi dieng, tapi karena setelah melihat salah satu iklan di tv yang mengambil tempat syuting iklan di batu pandang saya mulai tertarik ingin menikmati eksotisme batu pandang secara langsung. Dengan bermodal GPS dan bondo nekat saya berangkat menuju kawasan dieng plateau. Perjalanan dari rumah menuju kawasan dieng plateau membutuhkan waktu selama 7 jam perjalanan rasa capek mengulat dalam tubuh, namun semua rasa capek hilang sudah setelah melihat sebuah gardu bertulisan selamat datang dikawasan dieng plateau.  Namun ini baru gerbang masuk kawasan belum masuk area wisatanya. Setelah berjalan kurang lebih 10 km dari gerbang dieng sampailah saya di pintu masuk kawasan batu pandang telaga, setelah membayar tiket masuk sebesar 10 ribu saya langsung menuju ke area puncak batu pandang.



Subhanallah… betapa indahnya pemandangan dieng dari puncak batu pandang, ini baru pertama kali saya melihat view pemandangan seindah ini, sejauh mata memandang hanya gunung, telaga dan kepulan asap yang terlihat, etss,,, ini bukan kepulan asap kebakaran hutan ya kawan tapi kepulan asap dari kawah-kawah yang ada di kawasan dieng.


Namun untuk mencapai ke puncak tertinggi batu pandang pengunjung harus mendaki dari tempat parkir menuju puncak dengan medan yang licin, dan batu-batu cadas yang tajam. Dan tak jarang juga pengunjung harus berbagi jalan untuk warga sekitar yang sedang memikul hasil kebun berupa kentang dan tomat yang berasal dari puncak gunung yang tak jauh dari lokasi puncak batu pandang. tak lupa juga saya sempatkan untuk berfoto ria mulai deh kelakuan alaynya keluar tapi gak masalah sih saya alay kan ini sebagai tanda kenang-kenangan bahwa saya pernah kesini.

Setelah puas beralay ria saya berpindah spot foto disebelah puncak batu pandang yang tak kalah indah dengan puncak batu pandang, dari sini saya bisa melihat jelas telaga warna dan telaga pengilon yang dikelilingi dengan gunung-gunung yang menawan dan tampak pula kawah sikidang yang merupakan kawah terindah di kawasan dieng.


Maen ke puncak batu pandang memang baru kali ini namun puncak batu pandang telah memanjakan diri saya, rasa syukur dan rasa bangga saya rasakan karena saya bisa menikmati sisi lain nusantara yang menawan ini hingga saya berdoa kepada Allah Swt. Semoga Allah Swt. Selalu menjaga negeri ini dari tangan-tangan yang tak bertanggung jawab sehingga keindahan puncak batu pandang selalu tampak bahkan bisa lebih cantik dari sekarang sehingga suatu hari nanti anak cucu kita dapat menikmati surga dunia di negeri sendiri secara langsung bukan melalui cerita gambar maupun dongeng semata.

Friday 20 November 2015

Puncak Sikunir, Dinginmu Menusuk Tulang


Pesona Golden Sunrise 2565 Mdpl


Mendaki merupakan kegiatan yang sangat mengasikan apalagi jika mendakinya rombongan bersama kawan-kawan belum lagi apabila jalur pendakiannya memiliki tingkat kerumitan yang tinggi serta memiliki pemandangan yang memanjakan mata seperti halnya gunung prau dikawasan dataran tinggi dieng. Beberapa hari yang lalu saya beserta teman-teman berkesempatan untuk mengujinya mental untuk menahlukan puncak gunung prau. Sebenarnya jalur pendakian gunung prau itu tidak sebegitu susah, dari pada gunung-gunung lain yang pernah saya daki seperti gunung penanggungan, gunung kelud, hingga gunung merapi. Namun gunung prau memiliki keistimewaan tersediri diantara gunung-gunung yang lain di Indonesia dimana anda akan merasakan gimana sensasi muncak dengan suhu udara dibawah 5 derajat Celsius.


Awal Trecking

Perjalanan dimulai tepat pukul 02.00 dini hari, kebetulan rute yang saya ambil adalah rute dari wilayah dieng karena lokasinya yang mudah dijangkau serta adanya kabar kalau ada kegiatan pendakian massal menuju puncak gunung prau melalui jalur ini, awal trecking dari pos 1 ke pos 2 terasa sangat mudah karena jalannya  yang hanya melewati wilayah perkebunan warga yang  jalurnya berupa  bamboo yang telah dibuat oleh masyarakat untuk menuju ke sawah mereka. Namun disaat memasuki pos 3 jalur telah berbeda, gundukan pasir yang licin serta batu-batuan besar dan kecil menjadi tantangan tersendiri, tak jarang juga sering terjadi longsor kecil selama perjalanan sehingga kami harus terus berkoordinasi dengan pendaki yang lain untuk tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jika dilihat dari rutenya sebenarnya tak sebegitu jauh tapi jalurnya yang menanjaknya itulah yang membuat perjalanan menjadi sangat berat. Tapi inilah sensasi tersendiri disaat mendaki gunung. Setapak demi setapak jalan aku lalui hingga tak terasa puncak tertinggi sudah didepan mata, namun bukan namanya gunung  jika semakin tinggi datarannya tidak semakin dingin. Namun dinginnya gunung prau sangatlah berbeda dengan gunung yang lain. Hingga sempat beberapa kali saya putuskan untuk beristirahat untuk mengusir dingin yang telah menusuk tulang.

Kepuasan Tersendiri

Setelah 3 jam lamanya mendaki dari pos perijinan hingga ke puncak, akhirnya sampai juga di puncak gunung prau, subhanallah sungguh indah suasana puncak gunung prau, di depan mata tampak jelas dua gunung yang Nampak gagah yaitu gunung sindoro dan gunung sumbing. Hingga waktu yang ditunggu-tunggu datang dengan eloknya sang surya mulai menampakan jati dirinya dari balik gunung sindoro-sumbing. Ucapan syukur dan istighfar terus keluar dari mulut saya, betapa indahnya mahakarya allah swt. Yang diberikan kepada para umat manusia namun manusia tidak bisa menjaga anugerah yang telah diberikan oleh allah swt. Kepada kita semua.

Dinginnya suasana mulai terganti dengan suasana hangat pancaran sang fajar, kami pun mengabadikan moment langkah ini dengan kamera sebagai tanda kenangan dan rasa bangga telah berhasil menahlukan gunung prau.


Pagi itu saya sangat puas dapat mencapai puncak dan dapat sunrise yang menawan. Hingga tak terasa waktu telah menunjukan pukul 07.00 pagi dan kami harus bergegas untuk turun mengingat hari kian siang.


Paru-Paru Metropolitan



Siapa sangka dibalik megahnya gedung-gedung pencakar langit yang berdiri kokoh ditanah pahlawan, ternyata kota Surabaya menyimpan surga kecil berupa cagar alam yang memiliki eksotisme mengagumkan, cagar alam itu adalah ekowisata hutan mangrove bozem wonorejo. Terdengar kaget memang saat pertama mendengar bahwa di Surabaya memiliki hutan mangrove yang menawan, jika mendengar kota Surabaya mungkin yang ada dalam benak pikiran kita adalah gedung tinggi, bonek mania, hingga monument-monumen perjuangan, namun siapa sangka kota Surabaya memiliki wisata hutan mangrove yang tak kalah cantik dengan wisata alam indah kapuk, wisata hutan mangrove kepulauan seribu ataupun nusa penida bali.

Nah karena rasa penasaran saya, saya putuskan untuk mengunjungi ekowisata hutan mangrove Surabaya beberapa waktu lalu. Awalnya saya mencari lokasi ekowisata mangrove wonorejo melalui google sebagai pedoman untuk sampai ke lokasi.

Perjalanan Dimulai

Untuk sampai ke Surabaya saya menggunakan bus dan turun di terminal bungurasih, setelah sampai di terminal bungurasih saya langsung menuju jalan jagir-wonokromo dan melanjutkan perjalanan dengan angkot hingga mentok bertemu kampus stikom, Setelah melewati jalan yang melelahkan sampailah saya di dermaga ekowisata wonorejo. Sesampai di dermaga saya disambut dengan pohon mangrove yang berdiri gagah di samping kanan dan kiri jalan.

Setelah itu saya langsung menuju loket masuk untuk membeli tiket masuk yang harganya hanya Rp. 25.000, namun siapa sangka hanya dengan Rp. 25,000 saya dapat menikmati eksotiosme hutan mangrove dengan menggunakan kapal pesiar hingga masuk ke tengah hutan mangrove melihat ekosistem hutan bakau yang masih terjaga. Hingga akhirnya datang juga kapal pesiar yang saya tunggu, saya duduk diujung kapal sambil menatap paru-paru metropolitan dengan  suasana yang menyenangkan hati tak jarang juga saya melihat burung-burung bangau, hingga monyet yang bergelantungan dipohon hingga tak terasa  sejam sudah saya menyusuri hutan mangrove dari atas kapal pesiar, hingga akhirnya kapal kami bersandar di sebuah dermaga yang terletak di tengah laut.

Berkelana Di Tengah Hutan



Berkelana dihutan mungkin sudah biasa bagi saya namun hutan kali ini berbeda dengan hutan yang pernah saya jajaki, karena hutan ini terletak di tengah laut yang diampit oleh dua pulau besar yaitu pulau Madura dan pulau jawa, serasa berbeda selama menyusuri hutan mangrove ditengah laut, setapak demi setapak jalur bamboo saya lalui hingga saya putuskan untuk beristirahat disebuah gazebo sambil menikmati secangkir kopi, hembusan angin deburan ombak menjadi teman nikmat sambil menyeduh kopi hangat hingga tak terasa waktu telah menunjukan pukul 15.00 wib saya memutuskan untuk segera kembali menuju dermaga untuk kembali kedaratan, namun siapa sangka sesampai didermaga kami disambut geombolan burung bangau yang sedang berburu ikan, suatu kesempatan langkah bisa melihat aktifitas fauna langka secara langsung tanpa fikir panjang langsung saja saya abadikan dengan kamera digital. Setelah puas menikmati eksotisme hutan bakau ditengah laut perjalanan saya belum selesai tujuan selanjutnya adalah berjalan ria dijalur jogging yang masih dalam kawasan hutan bakau lindung, setapak demi setapak jalan aku lalui, terlihat jelas kanan kiri hutan mangrove luas. Sepanjang perjalanan akan tersajikan pemandangan mangrove yang tak kalah indah dibanding dengan hutan mangrove yang berada di tengah laut tadi. Hingga waktu tak terasa sudah menunjukan pukul 16.00 wib saya pun memutuskan untuk kembali pulang. Keberadaan hutan mangrove beserta manfaatnya mulai disadari oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya rasa kesadaran masyarakat akan menjaga hutan mangrove dan semakin luasnya wilayah hutan mangrove disekitaran bozem wonokromo. Semoga dengan dijadikannya hutan mangrove sebagai obyek wisata dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan.

Thursday 19 November 2015

PENDAKIAN GUNUNG PENANGGUNGAN 1653 MDPL (EDISI KEMERDEKAAN 2015)

Awal Perjalanan












Sesampai Di Pos Perijinan 
Pendakian Gunung Penanggungan 1653 mdpl







Trecking Ke Puncak





















Sampai Di Puncak Bayangan


Wednesday 4 November 2015

Menikmati Eksotisme Pulau Komodonya Jawa Timur




Teringat dengan pulau komodo, Waktu saya dan kawan-kawan sedang berkumpul sambil stremingan nonton video tentang keindahan pulau komodo, kini berujung pada memuncaknya keinginan untuk mengunjungi pantai sowan yang terkenal dengan keelokan. Perlu diketahui pantai sowan merupakan pantai terindah diantara pantai-pantai yang lain yang berada di kota tuban, Kota tuban sendiri terkenal dengan wisata pantainya karena letaknya berada persis dipesisir pantai utara pulau jawa, kota tuban sendiri memiliki luas wilayah pantai seluas 65 KM, Tak heran jika terdapat banyak wisata bahari di kota tuban ini.




Sebenarnya sudah dua kali saya bermain di pantai sowan, gugusan batu karang yang berdiri dibibir pantai, serta kemolekan daratannya yang berbentuk seperti dataran di pulau komodo menjadi daya tarik saya untuk kembali menikmati keindahan pantai sowan.

Perjalanan

Berbekal pengalaman kunjungan ke pantai sowan dalam beberapa waktu lalu, saya dan kawan-kawan memulai perjalanan menuju pantai sowan yang jaraknya menempuh waktu kurang lebih 3 jam perjalanan dari rumah. Perjalanan dimulai pukul 8 pagi. Awal perjalanan kami dimulai dengan berjalan menyusuri jalur nasional trans jawa  Hingga menembus keramaian kota wali dan menyusuri keangkeran hutan tuban.

Untuk mencapai pantai sowan yang terletak di desa bogorejo kecamatan bancar, kabupaten tuban jawa timur hanya ada satu jalur, dimana jalur ini merupakan jalur satu-satunya yaitu jalur kota tuban yang bisa membawa anda menikmati kemolekan pantai sowan yang konon seperti pulau komodo.



Masuk Obyek Wisata Pantai Sowan
Ketika kami sampai di pintu masuk kawasan pantai sowan kami telah disambut dengan kicauan burung-burung liar serta para gerombolan monyet yang bergelantungan diatas pohon jati dan mahoni yang tumbuh dengan gagah disekitaran pintu masuk kawasan pantai sowan.  Setelah kami membayar tiket masuk yang hanya Rp. 10,000 kami langsung menuju ke pantai setelah berjalan cukup jauh dari pintu masuk kita disuguhkan dengan area camping, taman bunga, area panjat tebing, serta kandang burung yang berisi burung elang, lovebird dan lain-lain.



Menyusuri Bibir Pantai Sowan

Sesampainya kami di pantai sowan kami segera memarkir sepeda motor, saya dibuat takjub dengan kemolekan perbukitan yang ditumbuhi oleh pohon cemara laut yang berada di seberang pulau. Jika anda beruntung maka anda akan menemui segerombolan biawak yang sedang berjalan-jalan diantara rimbunnya pepohonan hutan cemara laut sehingga membuat pantai sowan benar-benar seperti pulau komodo kebanggan Indonesia. Setelah puas memandang kemolekannya dari atas tempat parkir, saya dan kawan-kawan pun memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri bibir pantai dan tidak jarang juga kami berpose dengan background bebatuan besar yang berada di pinggir pantai.
Dengan pemandangan yang sangat indah ini, ucapan subhanallahlah yang hanya bisa saya ucapkan sambil melihat kemolekan mahakarya allah swt. Yang tak ternilai harganya.
Setelah puas menikmati kemolekan pantai sowan teman-teman tanpa dikomando selalu mencari sampah yang berserakan disekitaran pantai agar pantai sowan dengan keindahan pantai dan daratanya tetap lestari sepanjang masa.